Daftar Isi

Followers

Saturday, April 30, 2011

Memaknai Pernikahan Agung Pangeran William dan Kate ‎

Kembali prinsif pemberitaan pers itu berlaku pada peristiwa pernikahan William dan Kate di London, 29 April 2011.
Jika William bukan seorang calon pemegang tahta Kerajaan Inggris, pastilah berita pesta pernikahannya ini tidak laku alias tidak menarik perhatian pers. Tetapi, karena dia anak seorang pangeran, cucu seorang ratu dan dia sendiri calon pewaris tahta kerajaan Inggris, maka sejak dini perihal pemberitaan William dan Kate, menjadi inceran media elektonik dan cetak dunia.
Sama ketika papanya, Pangeran Charles hendak menikah, gaung pemberitaannya pun tak kalah seru dan deru. Sampai ke pelosok tanah air mana pun di belahan bumi ini. Seolah tanpa sekat dan batas. Begitu hebatnya pemberitaan tentang papanya ini. Tetapi sekalipun begitu hebat, karena dia seorang pria ganteng, jauh lagi lebih seru dan semarak pemberitaan seputar mama William yakni Putri Diana. Kenapa? Karena memang dia dianggap sebagai legenda nyata tentang Putri Cinderella.
Tidak cukup sampai di sana, potongan rambut Diana yang indah menjadi model rambut wanita di mana pun di belahan bumi ini. Demikian setiap muncul di depan umum pakaian baru yang dikenakannya. Langsung pula ditiru para wanita di muka bumi ini. Para wanita itu seolah-olah ingin sama dengan Putri Diana.
Saat adik ayahnya, Pangeran Andrew menikah degan Sarah Ferguson tahun 1986, gaungnya tak sehebat ayahnya sendiri. Itu dapat dipahami karena sebagai urutan pemegang tahta Andrew belum dapat hitungan, karena Pangeran Charles masih ada. Begitu pun acara penikahan yang berlangsung Juni 1986 ini, tetap juga menjadi perhatian dunia.
Beberapa pejabat negara tetap diundang, termasuk Presiden Amerika pada masa itu Ronald Reagen. Tetapi kini kenapa tidak? Ini satu tanda tanya besar. Apakah demi keamanan atau memang ada sesuatu di balik itu. Demikian dua mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan Brown juga tidak diundang? Sedangkan dua mantan PM Inggris lainnya, seperti Margaret Thatcher dan Major diundang. Hanya saja Thatcher dipastikan tidak bisa hadir karena kondisi kesehatan yang kurang baik. Lalu ada apa sebenarnya. Bisik bisik tak seru pun mulai terdengar. Konon, kabarnya kedua mantan PM Inggris yang tak diundang ini kurang dekat dengan kalangan kerajaan.
Sedangkan Thatcher adalah PM yang datang dari partai politik yang selalu mendukung monarki yakni Partai Konservatif. Benarkah? Perwakilan Pangeran William menjelaskan kenapa Blair dan Brown tidak diundang. Katanya, Thatcher dan Major memiliki gelar kebangsawanan tertinggi di Inggris.
Pernikahan William berbeda dengan pernikahan Pangeran Charles dan Putri Diana. Pernikahan Pangeran William bukanlah kegiatan resmi negara, seperti halnya pernikahan Pangeran Charles dan Putri Diana. Selain itu, William juga bukan putra mahkota kerajaan di saat dirinya menikah. Tidak ada alasan protokol untuk mengundang Blair dan Brown, kecuali William dan Kate ingin mengundang mereka secara pribadi.
Beberapa kalangan menduga faktor politik tetap memegang peranan penting. Thatcher dan Major adalah anggota Partai Konservatif yang secara tradisional selalu mendukung monarki. Sementara Blair dan Brown berasal dar Partai Buruh yang hubungannya dengan pihak kerajaan tidak selalu mulus.
Makna Penting Pernikahan William dan Kate
Bagi Inggris pernikahan William dan Kate memiliki makna tersendiri. Selain dapat malangsungkan prosesi pernikahan tradisional juga menjadi perhatian menarik publik dan para turis mancanegara.
Sudah begitu modern dan maju sebenarnya negara Inggris, tetapi patut ditiru cara mereka meletariskan budaya tuanya itu. Jika cuaca tidak mengganggu, setelah pemberkatan pernikahan di Gereja Westminster Abbey, pasangan pengantin berbahagia segera menuju Istana Buckingham, bukan naik Mercedes Banz atau BMW tahun terakhir, atau juga mobil keren model akhir, tetapi mereka tetap mempertahankan tradisi naik kreta kuda.
Woww .... maka semakin keren saja pasangan pengantin berbahagia itu. Coba bandingkan kalau pernikahan akbar terjadi di tanah air kita ini, sekalipun kaya dengan adat dan budaya, malah tak sudi lagi menggunakannya kalau tidak orientasinya ke arah yang lebih heboh plus modern.
Dengan mempertahankan budaya mereka, itu berarti mereka sudah melestarikannya abad demi abad sejak kerajaan itu ada. Yang diperhitungkan mungkin sudah 38 putra mahkota/pengeran menikah. Di sisi lain ini menjadi daya pikat pariwisata.
Tidak heran, William yang menikah, sektor pariwisata Inggris menjadi bergairah yang tadinya bisa saja sudah lesu. Konon, secara dadakan banyak travel baru buka guna memfasilitasi wisatawan domestik. Sebab, sejak terbetik berita, Kate hendak menikah dengan William para pegiat wisata, sudah memanfaatkan moment pernikahan ini. Salah satu cara yang dilakukan para pegiat wisata ini dengan membuat paket wisata lokal berkunjung mulai dari kediaman Kate, tempat tinggal orang tuanya sampai ke gereja tempat diberkati dan terakhir ke istana Buckingham. Pariwisata lokal menjadi bergairah, dan para pengunjung dari luar kota dan luar negeri pun banyak yang senang dengan paket ini.
Teringat waktu berkunjung ke Inggris beberapa tahun silam. Masih di Medan lagi sudah dalam catatan hendak pergi ke Katederal St. Paul tempat Pangeran Charles menikah, demikian yang tak kalah harus dikunjungi ke Istana Buckingham dimaksud.
Sewaktu berada di kedua tempat penting bersejarah ini penulis seolah tak ingin pulang. Tak ayal, puluhan souvenir dan cenderamata penulis borong.
Selain untuk koleksi juga untuk dibagi kepada teman setelah kembali di tanah air. Tidak kalah seru foto para Pangeran Charles, Andrew, Edward dalam bentuk poscard penulis eh beli, termasuk tentunya foto Putri Diana yang cantik molek dalam beberapa pose dan Sarah Ferguson.
Dengan pesta pernikahan William dan Kate ini tentu devisa Inggris bakal meningkat, dan banyak ragam usaha di negara itu menjadi bergairah. Seperti kalau kita dari negara Asia atau Asean. Sebelum berangkat saja sudah membayar visa, tiba di sana bayar hotel, penginapan, beli oleh oleh (souvenir, cenderamata, pakaian, emas dan lain-lain). Dapat penulis bayangkan bagaimana sesaknya sekitar istana Buckingham, dan dapat penulis rasakan betapa gembiranya pemilik mall, plaza, toko souvenir, hotel, taksi, bis, kereta api listrik dan bawah tanah.
Sepotong kaus pasti menjadi rebutan. Apalagi kalau kaos oblong itu sudah disablon dengan gambar (entah itu Kate, William atau pun istana Buckingham) pasti bakalan habis dilahap. Padahal setelah di rumah dibuka sedikit dekat lehernya tertera mereka kaus itu buatan Polandia kalau tidak India atau China. Dan paling serunya lagi buatan Indonesia pula. Tapi, karena dibeli di London, itu tentu sudah menjadi milik London, kota yang dibanggakan dan dikagumi dunia.

0 comments:

Post a Comment

Anda boleh copas. asal sertakan link back ke blog ini Terimakasih.

ANDA WAJIB KOMENTAR :D !!
jika anda Tidak Punya Akun Apapun, Anda Bisa Menggunakan ANONIMOUS

Total Pageviews

Visitor

free counters Flag Counter and Map visitor
free counters